KEKUATAN DIRGANTARA UNTUK KEPENTINGAN PERTAHANAN
Umum
Kekuatan Dirgantara adalah salah satu bagian penting dari potensi nasional suatu bangsa yang pada dasarnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,Bangsa Indonesia senantiasa bertekad untuk tetap mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan serta kedaulatan negara kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Oleh karena itu kekuatan TNI yang diperlukan adalah kekuatan yang dapat dengan cepat digerakkan ke seluruh penjuru tanah air baik melalui udara maupun laut yang memerlukan kekuatan dirgantara yang mampu mengamati arah datangnya Ancaman, Gangguan,Hambatan dan Tantangan (AGHT) secara cepat dan akurat.
Kekuatan Dirgantara.
Kekuatan dirgantara merupakan salah satu potensi nasional suatu bangsa yang dikelola untuk mampu menggunakan wahana dirgantara dengan segenap potensi kedirgantaraan yang ada agar dapat menguasai, mempertahankan, dan mendayagunakan Wahana dirgantara untuk kepentingan nasional. Oleh karena itu konsepsi dasar kekuatan dirgantara yang akan diterapkan di Indonesia mengacu pada pengertian dasar dan memperhatikan pemahaman akan karakteristik kekuatan dirgantara yang berlaku umum di dunia. Kekuatan Dirgantara nasional dalam fungsinya sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan negara yang tidak terpisah dari kekuatan darat maupun laut dalam mengantisipasi masalah pertahanan dan keamanan suatu negara. Oleh karena itu kekuatan dirgantara untuk Indonesia merupakan bala dirgantara dan bagian dari potensi nasional dalam keikutsertaannya di dalam mengemban tugas pembangunan nasional untuk kepentingan kesejahteraan warga negara Indonesia sekaligus sebagai bala kekuatan TNI dalam mengemban tugas pertahanan keamanan negara dalam keikutsertaannya mengemban tugas pembangunan nasional.
Tersedianya Teknologi Nasional di bidang Pertahanan.
Dewasa ini kita terbatas dalam kemampuan mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan segala apa yang kita inginkan. Untunglah pasar teknologi internasional cukup terbuka. Sementara itu kredibi-litas bangsa Indonesia sebagai pembeli teknologi pun sudah mulai tampak. Disamping itu, persaingan teknologi antar negara maju makin besar sehingga tidak ada negara yang berkei-nginan menanggung resiko tertinggal oleh lawannya dalam menawarkan pengalihan tekno-loginya ke Indonesia. Sementara itu makin terbukti bahwa dalam beberapa bidang tertentu, misal-nya pesawat terbang dan kapal,bangsa Indonesia semakin mam-pu menghasilkan produk proses nilai tambah teknologi tinggi (high technology value added processes) dengan baik. Dengan tumbuhnya kemampuan ini, bangsa Indonesia makin memi-liki kredibilitas di dalam rekayasa Industri, disamping kredibilitas yang tinggi dibidang ekonomi dan keuangan yang telah dapat ditumbuhkan, sehingga taraf hidup manusia akan meningkat dan melahirkan cara – cara berpikir. Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang lebih maju lagi. Maka lahirlah suatu lingkaran peningkatan antara tingkat per-kembangan teknologi,oleh karenanya teknologi nasional dibidang pertahanan harus menganut prinsip efisiensi dan efektifitas dalam penyiapan maupun pengguna-annya dengan tetap memperhatikan kepentingan pembangunan nasional dibidang kesejahteraan rakyat dan stabilitas pertahanan dan keamanan nasional.
Kepentingan Nasional
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar diberbagai pelosok di seluruh Indonesia, sehingga perlu adanya upaya untuk melindungi kepentingan-nya. Masing – masing wilayah memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan kekuatan TNI yang berbeda pula, oleh karena itu kekuatan dirgantara merupakan kekuatan yang diperlukan untuk dapat menjamin kemerdekaan dan kedaulatan wilayah Udara. Seluruh potensi kekuatan dirgantara yang menjadi salah satu bagian yang integral dari potensi nasional tersebut, yang pada dasarnya didayagunakan sebesar mungkin untuk kepentingan kesejahteraan warga masyarakatnya, disamping untuk kepentingan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara.
Pengamanan Wilayah
Pengamanan wilayah yang Efektif dan Efisien adalah sistem yang didukung oleh sumber kekuatan satuan pengamanan yang kuat dan juga didukung oleh kecepatan dan keakuratan data pe-ngamatan di lapangan. Tentara Nasional Indonesia yang secara formal bertanggung jawab terhadap pengamanan wilayah yang selalu berubah dan terkait dengan perubahan tatanan politik,ekonomi nasional atau internasional dan secara lebih teknis akan terkait dengan perkem-bangan teknologi.
Pengamanan wilayah yang Efektif dan Efisien adalah sistem yang didukung oleh sumber kekuatan satuan pengamanan yang kuat dan juga didukung oleh kecepatan dan keakuratan data pe-ngamatan di lapangan. Tentara Nasional Indonesia yang secara formal bertanggung jawab terhadap pengamanan wilayah yang selalu berubah dan terkait dengan perubahan tatanan politik,ekonomi nasional atau internasional dan secara lebih teknis akan terkait dengan perkem-bangan teknologi.
Perkembangan Teknologi Dirgantara.
Perkembangan teknologi Dirgantara untuk pengamatan Udara (Air Surveillance) secepat radar telah maju sedemikian pesatnya. Disuatu sisi kelemahan radar darat yang sangat dipengaruhi oleh keadaan lengkung bumi dan medan daratan, berakibat ber-kembangnya radar udara yang mampu menggantikan sistem radar darat dan bahkan radar Angkasa Luar (Space Radar) maupun jenis peralatan pengamat lainnya yang dapat mengamati berbagai aktivitas di permukaan bumi.
Disisi lain perkembangan jenis Pesawat Airbone Early Warning And Control System (AWACS) dan jenis pesawat yang dikembangan untuk tidak dapat dideteksi radar (Stealth AirCraff) telah berkembang semakin banyak dan pemanfaatan hasil penginderaan Jauh Satelit (inderaja Satelit) semakin banyak digunakan baik untuk kepentingan Militer maupun untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Untuk itu Balitbang Departemen Pertahanan membuat Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang bekerja sama dengan pihak ADBC / ITB Bandung pada TA. 2001 ditujukan untuk pengembangan pengendalian sampai mampu untuk pengendalian autonomous, yang pengkajian dan pengembangannya menggunakan pendekatan kepentingan pertahanan nasional.
Disisi lain perkembangan jenis Pesawat Airbone Early Warning And Control System (AWACS) dan jenis pesawat yang dikembangan untuk tidak dapat dideteksi radar (Stealth AirCraff) telah berkembang semakin banyak dan pemanfaatan hasil penginderaan Jauh Satelit (inderaja Satelit) semakin banyak digunakan baik untuk kepentingan Militer maupun untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Untuk itu Balitbang Departemen Pertahanan membuat Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang bekerja sama dengan pihak ADBC / ITB Bandung pada TA. 2001 ditujukan untuk pengembangan pengendalian sampai mampu untuk pengendalian autonomous, yang pengkajian dan pengembangannya menggunakan pendekatan kepentingan pertahanan nasional.
Kesimpulan.
Indonesia merupakan negara kepulauan dan juga sebagai negara maritim, dan untuk mempertahankan segala asetnya kita memerlukan peran kekuatan Dirgantara Indonesia. Sebagai kekuatan Hankam sangat diperlukan, terutama untuk membentuk daya tangkal yang handal, sehingga mampu mencegah adanya An-caman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan yang datang dari luar ZEEI maupun dari dalam, serta mampu bertindak sebagai penegak Kedaulatan dirgantara dan melindungi kepentingan nasional lainnya.
Saran.
Kekuatan Dirgantara Indonesia selain sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan, baik pada tingkat strategis, taktis maupun operasional, dapat pula dijadikan sebagai pedoman dalam memahami dan mengaplikasikannya untuk kepentingan kesejahteraan rakyat secara umum.
Kekuatan Dirgantara Indonesia selain sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan, baik pada tingkat strategis, taktis maupun operasional, dapat pula dijadikan sebagai pedoman dalam memahami dan mengaplikasikannya untuk kepentingan kesejahteraan rakyat secara umum.
Daftar Pustaka
B.J. Habibi, Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Pengembangan bangsa. , 1995.
Kekuatan Dirgantara Indonesia (KDI), Markas Besar TNI AU, 1998.
Majalah BPPT No.XXXVIII/1989.
B.J. Habibi, Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Pengembangan bangsa. , 1995.
Kekuatan Dirgantara Indonesia (KDI), Markas Besar TNI AU, 1998.
Majalah BPPT No.XXXVIII/1989.
SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA (SAKA DIRGANTANTARA)
Satuan Karya Pramuka (Saka) Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.
Tujuan dibentuknya Saka Dirgantara adalah untuk memberikan suatu wadah kegiatan dan latihan di bidang kedirgantaraan bagi anggota Gerakan Pramuka melalui kegiatan nyata dan praktis di bidang kedirgantaraan yang berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.
Yang dapat menjadi anggota Saka Dirgantara adalah :
Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
Pemuda berusia 16-25 tahun, dengan syarat khusus
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Saka Dirgantara meliputi 3 (tiga) krida, yaitu :
Krida Olahraga Dirgantara
Krida Pengetahuan Dirgantara
Krida Jasa Kedirgantaraan
Krida Olahraga Dirgantara, terdiri atas 5 (lima) SKK :
SKK Pesawat Bermotor
SKK Pesawat Tak Bermotor
SKK Aero Modelling
SKK Terjun Payung
SKK layang Gantung.
Krida Pengetahuan Dirgantara, terdiri atas 5 (lima) SKK :
SKK Navigasi Udara
SKK Pengatur Lalulintas Udara
SKK Meteorologi
SKK Fasilitas Penerbangan
SKK Aerodinamika.
Krida Jasa Kedirgantaraan, mempunyai 4 (empat) SKK :
SKK Teknik Mesin Pesawat Udara
SKK Komunikasi
SKK Struktur Pesawat
SKK Search And Rescue (SAR).
Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Dirgantara adalah :
Memiliki Kecakapan dan keterampilan serta sikap dan usaha tertentu di bidang kedirgantaraan.
Memiliki rasa bangga memperoleh TKK yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Memperoleh kecakapan khusus yang diakui oleh instansi pemerintah maupun swasta serta masyarakat sehingga bermanfaat secara nyata untuk dapat memperoleh pekerjaan.
Mampu menimbulkan rasa cinta Dirgantara di kalangan Pramuka, Pemuda dan masyarakat.
Tujuan dibentuknya Saka Dirgantara adalah untuk memberikan suatu wadah kegiatan dan latihan di bidang kedirgantaraan bagi anggota Gerakan Pramuka melalui kegiatan nyata dan praktis di bidang kedirgantaraan yang berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.
Yang dapat menjadi anggota Saka Dirgantara adalah :
Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
Pemuda berusia 16-25 tahun, dengan syarat khusus
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Saka Dirgantara meliputi 3 (tiga) krida, yaitu :
Krida Olahraga Dirgantara
Krida Pengetahuan Dirgantara
Krida Jasa Kedirgantaraan
Krida Olahraga Dirgantara, terdiri atas 5 (lima) SKK :
SKK Pesawat Bermotor
SKK Pesawat Tak Bermotor
SKK Aero Modelling
SKK Terjun Payung
SKK layang Gantung.
Krida Pengetahuan Dirgantara, terdiri atas 5 (lima) SKK :
SKK Navigasi Udara
SKK Pengatur Lalulintas Udara
SKK Meteorologi
SKK Fasilitas Penerbangan
SKK Aerodinamika.
Krida Jasa Kedirgantaraan, mempunyai 4 (empat) SKK :
SKK Teknik Mesin Pesawat Udara
SKK Komunikasi
SKK Struktur Pesawat
SKK Search And Rescue (SAR).
Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Dirgantara adalah :
Memiliki Kecakapan dan keterampilan serta sikap dan usaha tertentu di bidang kedirgantaraan.
Memiliki rasa bangga memperoleh TKK yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Memperoleh kecakapan khusus yang diakui oleh instansi pemerintah maupun swasta serta masyarakat sehingga bermanfaat secara nyata untuk dapat memperoleh pekerjaan.
Mampu menimbulkan rasa cinta Dirgantara di kalangan Pramuka, Pemuda dan masyarakat.
20090207
Satuan Karya (Pramuka)
Saka diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus.
Setiap Saka memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan antar saka (PERAN SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang keilmuan masing-masing. Bagian terkecil dari saka disebut krida,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar